Sabtu, 20 Juni 2009

Ekonomi vs Bisnis

Keluarga q selalu keheranan tiap aq pergi kemana, hamper selalu naek kereta ekonomi yang mana rawan copet dan desak-desakan dengan probabilitas berdiri sepanjang perjalanan sangat besar. Sponsor q, bapak maksudnya, heheeh, malah bilang, “ naek travel atau kereta bisnis aja, bapak masi sanggup biayain kq.”

Otak mahasiswaq yg selalu berpikir utk ngirit n mengeluarkan biaya sekecil-kecilnya memang menjadi alasan, tapi bukan satu-satunya. Alsan lainnya adalah, aq bisa ngliat pemandangan menakjubkan di kreta ekonomi. Pemandangan yg g akan pernah tersaji di kreta bisnis, apalagi eksekutif.

Seperti yang umum di ketahui, di kereta ekonomi pedagang asongan hilir mudik tanpa henti. Disitulah aq bisa melihat kehidupan. Tentang upaya, kerja keras dan harapan. Dari para penumpang yang sering melebihi kapasitas, aq bisa mengambil pelajaran moral. Aq sadar aq bukan siapa2 hingga pantas menetapkan orang itu baik atau buruk. Namun setidaknya aq masi boleh menilai mana yang salah mana yang benar.

Yang paling suka aq perhatikan adalah ttg sifat dasar manusia yg suka mementingkan diri sendiri. Ada banyak wajah2 sehat dan bahagia tengah duduk sementara di sebelahnya tengah berdiri ibu-ibu, kakek atau nenek2 bahkan anak-anak yg kerepotan dengan bawaannya. Beberapa mempersilahkan berbagi tempat duduk yg uda sangat sempit. Beberapa cuek saja, bahkan mendelik marah ketika ada yang mencoba meminta jatah tempat duduknya sedikit.

Seringkali terjadi perubahan persepsi disini. Ada pria berpenampilan sangat preman dan merokok, dengan sopan mempersilahkan tempat duduknya utk di pakai sementara dia sendiri lalu berdiri. Ada pria berpenampilan alim dengan jenggot dan sedikit bekas sujud di keningnya, adem2 saja di tempat duduknya. Ada desiran kecewa menyapa hati ini ketika melihat itu.

Salahkah jika berharap ada pertunjukan akhlak mulia dari manusia yg terlihat baik2? Hm, sebenarnya itu menyentil aq juga,,,,,,,

Begitulah, kereta ekonomi terlihat hidup di mata q. teriakan2 pedagang asongan, tangisan anak kecil, berbagai mimik wajah dan bermacam bau. Banyak yang mendapat kenalan baru di sana-sini. Juga masih ada yang mau menawarkan makanan atau minuman pada org2 disekitarnya. Entah itu basa-basi ataupun sungguhan, tetap terlihat indah di mata q.

Sementara di kreta bisnis? Singggg,,, Penumpang disebelahq tidur. Penumpang di sisi kereta yg lain tengah memainkan hape dan satunya membaca koran. Ada tangis anak kecil terdengar samar2 dari gerbong depan. Selebihnya? Aq hanya makan kue bekal sambil melihat jendela. Merasa sendirian.

Mungkin kalo lagi patah hati cocok naek kreta ini. Bisa memandang keluar jendela dengan tenang sambil menyanyi lirih Adeliade sky : “…………would you be kind enough to remember?…”.
Halah, pilem banget, y ga lah. heheheh

Dari semuanya, yang paling penting adalah aq bisa belajar lebih bersyukur atas semua yg Allah titipkan ke aq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar